WELCOME TO EL YAQUBIEY CHANEL

El Yaqubiey Chanel berisikan Konten-konten kajian keislaman khususnya dibidang hadis yang berbasis kitab kuning baik bidang Dirayah, Riwayah ataupun komparasi keduanya. Kajian-kajian tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk artikel ilmiah, audio visual, atau video

Find Out More Purchase Theme

Our Services

MATERI KULIAH

MATERI KULIAH merupakan menu yang menyajikan artikel ilmiah terkait materi kuliah bagi mahasiswa-dan mahasiswi yang sedang penulis ampu

Read More

DOWNLOAD KITAB

DOWNLOAD KITAB merupakan menu yang menyajikan link download kitab-kitab atau sumber rujukan yang relevan dibidang kajian keislaman khususnya hadis

Read More

VIDEO

VIDEO merupakan menu yang menyajikan video-video keislaman

Read More

RADIO ELYAQUBIEY

RADIO EL YAQUBIEY merupakan menu yang menyajikan kajian keislaman berbasis audio visual

Read More

Recent Work

Rabu, 15 Februari 2012

Soal

Seorang pria menikahi dua orang wanita yang setatusnya ibu dan anak, suatu ketika sang pria masuk dalam agama islam, sedangkan dalam islam menikahi ibu dan anak sekaligus tidak diperbolehkan. Bagaimanakah menurut pandangan islam tentang kasus ini.

Jawab

1. Jika pria itu telah menggauli anak dan ibu maka keduanya diharamkan untuk dijadikan istri ketika islam. Mempertimbangkan keabsahan dan tidaknya pernikahan non islam.

2. pria belum menggauli salah satu maka sang anaklah yang boleh dijadikan istri, dengan anggapan pernikahan mereka sebelum islam sah. Versi lain menjelaskan bahwa sang pria boleh memilih jika yang dipilih anaknya maka ibunya haram diperistri selama-lamanya. Namun jika yang dipilih sang ibu maka anaknya boleh diperistri asalkan belum menggauli sang ibu.

3. Pria menggauli sang ibu maka keduanya diharamkan, karena menggauli ibu menyebabkan haramnya menikahi sang anak. Dan menikahi anak dari istri yang dinikahi menjadi sebab haramnya memperistri sang ibu, dengan asumsi pernikahan mereka sah. Versi lain menjelaskan sang ibu boleh diperistri dengan asumsi pernikahan mereka tidak sah baik aqad nikah dilaksanakan secara serempak atau bergantian.

شرح المحلي على المنهاج - (1 / 402(

فَلَوْ أَسْلَمَ وَتَحْتَهُ أُمٌّ وَبِنْتُهَا كِتَابِيَّتَانِ أَوْ) غَيْرُ كِتَابِيَّتَيْنِ وَ (أَسْلَمَتَا فَإِنْ دَخَلَ بِهِمَا حَرُمَتَا أَبَدًا)، بِنَاءً عَلَى صِحَّةِ نِكَاحِهِمْ وَفَسَادِهِ (أَوَّلًا) أَيْ وَإِنْ لَمْ يَدْخُلْ (بِوَاحِدَةٍ) مِنْهُمَا، (تَعَيَّنَتْ الْبِنْتُ) وَانْدَفَعَتْ الْأُمُّ بِنَاءً عَلَى صِحَّةِ نِكَاحِهِمَا (وَفِي قَوْلٍ يُتَخَيَّرُ)، بَيْنَهُمَا بِنَاءً عَلَى فَسَادِ نِكَاحِهِمْ فَإِنْ اخْتَارَ الْبِنْتَ حَرُمَتْ الْأُمُّ أَبَدًا، أَوْ الْأُمُّ انْدَفَعَتْ الْبِنْتُ، وَلَا تَحْرُمُ مُؤَبَّدًا إلَّا بِالدُّخُولِ بِالْأُمِّ (أَوْ) دَخَلَ (بِالْبِنْتِ) فَقَطْ (تَعَيَّنَتْ) وَحَرُمَتْ الْأُمُّ أَبَدًا (أَوْ) دَخَلٌ (بِالْأُمِّ) فَقَطْ (حَرُمَتَا أَبَدًا) لِأَنَّ الدُّخُولَ بِالْأُمِّ يُحَرِّمُ بِنْتَهَا مُطْلَقًا وَالْعَقْدُ عَلَى الْبِنْتِ يُحَرِّمُ أُمَّهَا بِنَاءً عَلَى صِحَّةِ نِكَاحِهِمْ، (وَفِي قَوْلٍ تَبْقَى الْأُمُّ) بِنَاءً عَلَى فَسَادِ نِكَاحِهِمْ، وَسَوَاءٌ فِيمَا ذُكِرَ نَكَحَهُمَا مَعًا أَمْ مُرَتَّبًا (أَوْ) أَسْلَمَ (وَتَحْتَهُ أَمَةٌ أَسْلَمَتْ مَعَهُ) قَبْلَ دُخُولٍ أَوْ بَعْدَهُ (أَوْ) أَسْلَمَتْ بَعْدَ إسْلَامِهِ (فِي الْعِدَّةِ أَقَرَّ) النِّكَاحَ (إنْ حَلَّتْ لَهُ الْأَمَةُ) حِينَئِذٍ أَيْ حِينَ اجْتِمَاعِ الْإِسْلَامَيْنِ لِأَنَّهُ إذَا حَلَّ لَهُ نِكَاحُ الْأَمَةِ أُقِرَّ عَلَى نِكَاحِهَا، فَإِنْ لَمْ تَحِلَّ لَهُ الْأَمَةُ انْدَفَعَ نِكَاحُهَا (وَإِنْ تَخَلَّفَتْ) عَنْ إسْلَامِهِ (قَبْلَ دُخُولٍ تَنَجَّزَتْ الْفُرْقَةُ) كَمَا فِي الْحُرَّةِ. (

Jumat, 10 Februari 2012


AYAT-AYAT  KEPEMILIKAN

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
TAFSIRMUAMALAH
logo al fithrah












Oleh :
Syamsul Arifin
Nimko: 2009.4.121.0010.1.00088
Qosim Amir
Prodi Tafsir Hadits

Dosen:
H. M. Hadi Sucipto Lc. M.H.I
Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya
2011


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

      Manusia merupakan khalifah di bumi, mereka memiliki amanah agar mengelola bumi dan hidup dengan tentram nan damai, semua itu akan tercapai dengan adanya saling mengerti tanpa mengganggu hak-hak yang dimiliki oleh orang lain, mereka memiliki akal sebagai alat yang berfungsi sebagai wadah ilmu yang diterimanya dari Tuhan semesta alam, sayangnya mereka tidak akan mengerti begitu saja tanpa adanya tuntunan yang diajarkan dengan pelantara wahyu yang dibawa oleh para Utusan Allah SWT .kita umat nabi Muhamad saw dengan Mujizatnya yang agung yaitu Al-Qur’an mengajari kita untuk mengenali hak-hak yang kita miliki serta orang lain. Ironisnya umat Nabi Muhamad sedikti sekali yang mengetahui bahwa Allah telah menjelaskan didalam Al-Qur’an tentang hal demikian.


B.     Rumusan Masalah

  1. Sejauh manakah ayat al-Quran menentukan batasan kepemilikan bagi manusia…?
  2. Seperti apa penafsiran ahlu al-Tafsir pada ayat terkait…?
  3. Apakah semua yang ada dunia milik kita…..?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Surat  al Jatsiyah ayat  12-13
Surat ini secara keseluruhan ayat-ayat yang terdapat didalamnya adalah makiyah. Data ini berdasarkan riwayat  yang diperoleh dari Hasan, Jabir, dan Ikrimah. Ibnu Abas dan Qotadah berpendapat sama, namun keduanya memberikan pengecualian pada ayat ke-14 ini adalah pendapat yang dikutip oleh Imam al Mawardi. Al Mahdawiey, dan al Nuhas meriwayat dari Ibnu Abas bahwa Ayat tersebut turun sebab sayed Umar bin Khotob r.a  dicaci-maki oleh seorang pria dari kalangan musyrikin pada saat berada dimakah sebelum Hijroh. Kemudian sayed Umar hendak menghajar pria itu hingga turun ayat ke-14, dimana kemudian ayat tersebut di nasakh oleh ayat ke-5 surat al Taubah. Jadi jika berpegang pada data yang terakhir dapat ditarik kesimpulan bahwa semua ayat surat al Jatsiyah adalah makiyah, sedangkan jumlah ayatnya adala tiga puluh tujuh, menurut data lain tiga puluh enam.[1]
Imam Juhailiey dalam karyanya menjelaskan bahwa surat al Jatsiyah secara garis besar menunjukan adanya Allah SWT diantara bukti empiric yang ada dalam surat ini adalah adanya ayat yang menjelaskan penciptaan langit, bumi, manusia, hewan, malam dan siang. Turunnya hujan menjadi sebuah rizqi, perubahan arah angin ke empat penjuru. Jadi barang siapa yang hendak beriman maka semua data yang terdapat surat al Jatsiyah telah cukup sebagai argument dan bukti.[2]

A.1       Ayat.

اللَّهُ الَّذِي سخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿﴾ وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا مِّنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لَّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ[3]

A.2       Makna Mufrodat

A.2.1.    ألله:              salah satu dari asma al-Husna yang terdiri dari اله (baca: ilahun)  yang berarti apapun yang menjadi sesembahan kemudian hamzahnya dibuang kemudian dimasukan huruf alif dan lam sehingga tertentu pada Sang Maha Pencipta alam semesta beserta isinya.[4]
A.2.2.    الذى:           salah satu isim maushul yang bermakna mufrod. Pada umumnya kalimat ini digunakan pada sesuatu yang berakal.[5]
A.2.3.    سخَّر:        Musytaq dari kata taskhir memiliki arti mengarahkan pada tujuan tertentu dengan paksaan, sebagai mana ayat diatas (Q.S. alJatsiyah 45: 12-13), (Q.S. Ibrohim 32-33), (Q.S. alNahl: 12), kata lain yang serupa adalah lafadz “Musakhkhir” bermakna sesuatu yang didatangkan untuk dipergunakan, “sukhriyun” bermakna sesuatu yang dipaksa sesuai keinginan (Q.S. alJukhruf: 32), “sikhriyun” memiliki two meaning , yaitu semakna dengan kata taskhir atau sukhriyun (Q.S. alMukminun: 110).[6]
A.2.4.    لَكُمُ:          terdiri dari dua kalimat pertama; لــ (lam) huruf al-Maknawiey memiliki beberapa arti diantaranya milik, ke, kepada, bagi, supaya, untuk dan alasan.[7] berfaedah mengejerkan, menashobkan, atau menjazamkan lafadz setelahnya. ـــكم dhomir yang memilki konotasi Plural, male, orang kedua (baca: orang yang diajak bicara), Mabni sukun, mahal jer.[8]
A.2.5.    الْبَحْرَ :         bermakna laut (baca; kumpulam air memiliki kandungan garam ), samudera, air asin, sungani-sungai besar, kiasan bagi lelaki yang memiliki sifat dermawan atau kuda bagus (baca; cepat larinya)[9], dalam surat al-Furqon: 53 kata bahrun bermakna tawar hal itu karena tawar merupakan antonym dari kata asin sebagai mana kata matahari dan bulan ketika ditasniyahkan menjadi qomaroni.[10]
A.2.6.    لِتَجْرِيَ :       terdiri dari tiga kalimat: huruf yaitu " لـــ  lambermakna supaya atau agar. Ta "ــتــ  salah satu huruf Mudhoroah (baca; huruf yang menjadi karakter fiil Mudhori) berkonotasi mufrod, muannats ghoibah/mukhottob, atau mudzakkar mukhottob. جري bermakna diantaranya berjalan, mengalir, terjadi, berlari,[11] kata yang serupa diantaranya jaariayatun (kapal/perahu) sebagaimana yang terdapat pada  (Q.S. al-Haqqoh: 11)  bentuk jama’nya adalah jawaarin,[12] jariyun bermakna wakil, utusan seperti yang terdapat dalam hadits riwatat imam Ahmad juz dua halaman 241.[13]
A.2.7.    الْفُلْكُ:        dengan harokat dhommah (ُ) pada huruffa’ (ف)kapal atau bahtera, modern atau klasik yang berjalan dilaut. bentuk jamak dan mufrod dari kata ini sama namun berbeda dalam perkirakan lafad yang dibuang.
A.2.8.    فِيهِ :                        terdiri dari dua kalimat pertama huruf fii “في ” bermakna di, dalam, di dalam, karena, di depan, di hadapan, pada waktu, di antara, selama, tentang, kali (baca: dalam ilmu hitung). Kedua; kalimat isim. Ha’ (ه) dhomir berkonotasi mufrod, ghoib, laki-laki, mabni kasroh dalam mahal Jer.[14]
A.2.9.    بِأَمْرِهِ:       بــ“ kalimat huruf berfaedah menjerkan lafadz setelahnya, memiliki arti diantaranya berarti dengan, didalam, bersapa, ke dll. امر bermakna perintah, perkara (meliputi segala aspek yang ada dialam semesta seperti af’al, aqwal, atau segala bentuk mahluk), masalah, kekuasaan, pengaruh, kuasa, surat kuasa. Sebagai mana diatas isim dhomir berkonotasi mudzakar ghoib (orang ketiga) pada ayat ini kembali Allah SWT.[15]
A.2.10.وَلِتَبْتَغُوا:    wau salah satu huruf athof yang memiliki faedah jam’u (baca: menggabungkan).تَبْتَغُواasal kata ibtighoan mencari, mengharapkan sesuatu yang melampaui batas. kata ini memiliki dua sisi pertama,”sisi baik yaitu melampaui batas dari adil hingga menjadi kebaikan dan melakukan hal-hal yang diwajibkan hingga kesunnahan. Kedua; sisi jelek yaitu melampaui batas dari yang benar menjadi bathil atau keperkara yang samar, barang siapa yang berada didaerah terlarang dikhawatirkan  masuk kedalamnya. lafadz ini berbentuk  fiil mudhori dengan wujud plural mukhottob.[16]
A.2.11.مِن فَضْلِهِ:  minsalah satu huruf maknawi yang berfungsi mengejerkan lafadz setelahnya, bermakna dari, sejak, dan sebagian, فضل  bermakna kelebihan (baca: luberan), jasa, pahala, keutamaan, kehormatan, keunggulan, keistemawaan.dalam bahasa biasanya arti yang di gunakan adalah anugerah atau karunia.[17]
A.2.12.لَعَلَّ:          huruf yang serupa dengan fiil, salah satu amil yang dapat merusak susunan mubtada’ khobar, berfaedah tarojjiey(mengharapkan sesuatu yang disenangi ).[18] Versi lain menjabarkan kata la’alla sinonim kata thoma’un (keinginan yang mengebu-gebu) dan isyfaaqun (menyayangi) dengan wujud mujarrod sayfiqo (sangat memperhatkan/ menginginkan kebaikan). Menurut ahli tafsir thoma’ dalam al-qur’an yang dimaksud adalah mengisyarohkan pada kethomaan mukhotob.[19]
A.2.13.تَشْكُرُونَ:   bentuk morfologi dari kata syukrun memiliki makna menampakkan rasa nikmat. Menurut sebuah versi merupakan kalimat yang hurufnya dibalik yang mana asalnya adalah kasyrun (membuka) bentuk antonimnya kufrun (menutupi) melupakan nikmat yang telah diterima, sebagian lain mengatakan bahwa syukur adalah selalu mengingat sang pemberi nikmat. Bentuk syukur terbagi menjadi tiga yaitu, Pertama; bersyukur mengunkan hati yaitu dengan menggambarkan kenikmatan yang didapat. Kedua; bersyukur dengan menggunakan lisan yaitu memuji sang pemberi nikmat. Ketiga; bersyukur dengan menggunakan seluruh anggota tubuh yaitu berusaha membalas nikmat dengan sepantasnya.[20]
A.2.14.السَّمَاوَاتِ: bentuk jama dari kata sama-un yang berarti sesuatu yang ada diatas, tinggi, luhur. Didalam ayat ini ditampilkan dalam bentuk jamak mengisyaratkan bahwa langit diciptakan sebanyak tujuh lapis sebagai mana firman Allah SWT dalam surat al-Tholaq ayat 12.[21]
A.2.15.الأَرْضِ:     materi yang menjadi antonim dari kata langit, dalam al-Qur’an lafadz ardlun tidak ada yang berbentuk jamak, jamak dari kata ardlun adalah arodluuna.[22]
A.2.16.لآيَاتٍ:       kata ayat sekalipun bermakna tanda namun tidak sama dengan  kata علامةperbedaannya adalah kata آيــــةmeiliki sifat tetap sedangkan علامــةbersifat semu.[23]
A.2.17.قَوْمٍ:                   kataqoum pada hakikatnya bermakna segolongan atau sekumpulan orang laki-laki sebagaimana firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ[24]

artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya.

Dalam syair arab disebutkan:
أقوم آل حصن أم نســاء
Artinya: sekelompok laki-laki dari keluarga hishnin ataugolongan perempuan.

Namun yang dimaksud dalam al-Qur’an dari dua golongan (baca: laki-laki atau perempuan) tersebut walaupun pada hakikatnya terkhusus pada laki-laki sebagaimana firman Allah SWT:[25]
الرجال قومون على النســاء[26]
Artinya: laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita.
A.2.18  يَتَفَكَّرُون:   asal kata fikrun bermakna daya yang dimiliki manusia untuk menggambarkan suatu pengetahuan dalam hati. Menurut sebagian ahli bahasa kata fikrun berasal dari kata farkun dimana huruf kaf kemudian dipindah pada tempat huruf ro’ hingga akhirnya mashur digunakan pada kalangan arab. dalam ayat ini kata fikrun secara simple dapat dimaknai,”usaha mengamati sesuatu agar dapat menemukan hakikatnya”.[27]

A.3       Tarjamah

Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) عdaripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.[28]

A.4       Tafsir

Sebuah angerah yang besar bagi manusia sebab Allah S.W.T berkenan mejinakan lautan salah satu mahluk Allah S.W.T yang besar nan agung, untuk mahluk yang rendah dan lemah, hingga nampak halus, lembut hingga kayu – kayu dan sejenisnya mengambang diatas laut seakan akan melayang. Pengertian menundukan lautan disini ada tiga macam:[29]
1.      Allah memberikan pengetahuan kepada manusia cara menggunakan angin untuk mengendalikan bahtera atau perahu.
2.      Menggunakan penemuan-penemuan mutakhir berupa Listrik, tenaga atom, arang, batu bara, dan lain-lain yang ditemukan melalui proses penelitian. Sehingga mereka dapat menempuh perjalanan laut menjadi lebih cepat dan aman. Sebab dengan adanya kemajuan ilmu teknologi manusia jadi lebih mudah dalam mengarungi lautan atau menundukannya.
3.      Kemampuan mengangkut muatan dengan sekala kecil hingga besar mulai dari seratu hingga ribuaan bahkan jutaan manusia, padahal materi kapal itu sendiri memiliki massa yang sangat berat dengan kekeuasaan-Nya kapal-kapal yang terbuat dari kayu atau besi dan semacam tetap mengapung diatas air tidak tenggelam.
                    Anugerah ini merupakan sebuah sarana guna mendapatkan keridhoaan-Nya, salah satu caranya yaitu dengan berpindah-pindah antar tempat, pulau bahkan antar benua, guna melakukan perniagaan (transaksi jual beli yang diperkenankan oleh Syari’) dengan apa yang didapatnya dari berbagai distrik yang mereka kunjungi dengan menggunakan tranportasi laut seperti hasil perburuan, tangkapan ikan, mutiara, intan, batu marjan dan apapun yang tersimpan di dalam lautan. Melakukan ibadah haji bagi mereka yang terletak diluar benua yang terpisahkan oleh lautan luas, atau berjihad demi menegakkan “kalimatullah”,daripada itu sudah keharusan bagi kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada Ummat manusia.[30] Walaupun dalam redaksi ayat menggunakan kata “La’alla” berfaedah Tarojjiy mengharapakan sebuah hal yang mungkin terjadi, bukan berarti Allah S.W.T membutuhkan terhadap rasa bersyukur kita. Sebab Allah S.W.T tidak butuh pada kita, Allah S.W.T berfirman:[31]
وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ
Artinya: Dan Allah-lah yang Maha Kaya (tidak butuh kepada kalian) sedangkan kamulah orang-orang yang butuh (kepada-Nya).
Allah juga menundukan segala apa yang ada di langit - redaksi ayat menggunakan kata langit dengan bentuk plural yang mengindikasikan bahwa langit itu tidak hanya satu namun berlapis-lapis. bintang, matahari, hujan, dan apa yang ada dibumi seperti tumbuhan, hewan-hewan ternak, gunung. Ayat ini menyebutkan mulai dari kemanfatan yang berlaku secara umum dan urgent seperti gugusan bintang dapat berfungsi sebagai penunjuk arah ketika gelap melanda baik ketika berada di lautan atau didarat. Matahari berfungsi sebagai sumber cahaya, hujan sebagai salah satu sumber air dimana air merupakan salah satu sumber kehidupan terpenting. Kemudian menyebutkan sesuatu yang kemanfaatannya bersifat khusus seperti pepohonan yang berfungsi sebagai tempat berteduh, bernaung dari terik panas matahri atau mungkin hujan, hewan-hewan ternak yang dapat dijadikann bahan makanan atau alat transportasi darat serta membajak sawah atau ladang Andaikan saja Allah tidak menundukan semua itu maka tidaklah mungkin manusia dapat memanfaatkan segala yang ada dimuka bumi dan langit.[32]
        Ayat ini juga menjelaskan tentang Kesaan Allah S.W.T sebab tidak ada yang mampu melakukan itu semua kecuali atas kekuasaanya.didalam akhir ayat menjelaskan bahwa “dalam semua itu terdapat tanda-tanda kebesaran-Nya bagi kaum yang berfikir” secara tidak langsung ayat menganjurkan agar kita merenungkan hikmah dari segala ciptaan-Nya agar mengetahui bahwa semua itu adalah karunia, anugerah yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh selain Raja dari segala raja.[33]
Berfikir merupakan sebuah sarana dalam memperoleh sebuah kemanfaatan, karena dengan berfikir, dapat menyingkap rahasia luasnya cakrawala yang terbentang nan luas. proses berfikir akan mengetahui bahwa dalam segala mahluk ciptaan Allah  memiliki rahasia yang menunjukan pada keesaan Allah S.W.T.[34]

A.5       Asbabun Nuzul
Ayat ini merupakan salah satu dari sekian banyak ayat al-Qur’an yang tidak memiliki asbabun nuzul. Tidak memiliki asbabun nuzul bukan berarti ayat ini tidak memiliki faedah yang penting dalam kehidupan realita kehidupan manusia, dengan ayat ini Allah SWT kembali menjelaskan serta mengingatkan kepada manusia tentang masalah pentingnya sebuah keimanan, cara menjalani kehidupan dan yang mungkin masih banyak lagi namun tidak mampu disingkap kecuali dengan izin-Nya.

A.6       Balaghoh
Ayat ini merupakan salah satu ayat al-Qur’an yang menggunakan metode itnab.Itnab adalah menggunakan kalimat yang panjang lebar namun intinya sedikit.Ayat ini menjelaskan panjang lebar bahwa Allah SWT menundukan segala mahluknya mulai dari yang pokok hingga yang sekunder namun inti dari semua penjelasannya itu adalah bahwa Allah SWT telah memberikan anugerah yang sangat besar kepada manusia.[35]
                                                                                                                                         
B.     Surat  Ibrohim  ayat  32-33

B.1       Ayat

اللَّهُالَّذِيخَلَقَالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضَوَأَنْزَلَمِنَالسَّمَاءِمَاءًفَأَخْرَجَبِهِمِنَالثَّمَرَاتِرِزْقًالَكُمْوَسَخَّرَلَكُمُالْفُلْكَلِتَجْرِيَفِيالْبَحْرِبِأَمْرِهِوَسَخَّرَلَكُمُالْأَنْهَارَ﴿﴾وَسَخَّرَلَكُمُالشَّمْسَوَالْقَمَرَدَائِبَيْنِوَسَخَّرَلَكُمُاللَّيْلَوَالنَّهَارَ[36]

B.2       Makna Mufrodat

B.2.1       خَلَقَ:          bermakna menciptakan, Allah menciptakan bumi dan langit tanpa membutuhkan  contoh sebelumnya. Allah menciptakan sesuatu yang sebelumya belum pernah ada. Dan tanpa pelantara apapun sekalipun berupa bahan.[37]
B.2.2       أَنْزَلَ:          mengikuti wazan افعلbermakna menurunkan dari mujarrod نزلbermakna turun.[38]
B.2.3       السَّمَاءِ:     bermakna langit, bentuk mufrod dari kata السمواتterkait dengan kata sebelumnya bahwa Allah menurunkan Hujan dari langit maksudnya disini adalah karena hujan turun dari atas  awan  mendung.Allah menciptakan langit laksana atap yang dihiasi oleh gugusan bintang ketika malam hari tiba.[39]
B.2.4       دَائِبَيْنِ:       tasniyah dari kata daibun yang bermakna terus menerus, sifat dari matahari dan bulan terus menerus berputar pada orbitnya.[40]
B.2.5       اَلنَّهَارَ:       siang antonim dari kata “lailun”  yang bermakna malam. Siang identik dengan matahari dan malam identik dengan bulan. Karena Siang adalah bagian hari yang lepas dari petang sebab munculnya matahari dan hilang ketika mata hari mulai meredup.[41]
B.2.6       الْأَنْهَارَ:    jama dari kata “nahrun“ bermakna sungai. Sungai adalah aliran air yang besar.[42]
B.2.7       رِزْقًا:          makna asli dari kata rizqi adalah segalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan, bentuk pluralnya adalah “Arzaaq” . makna lain dari kata ini diantarnya adalah adalah nasib, bagian, kekayaan, milik, gaji, upah, hujan.[43]

B.3       Tarjamah

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.[44]

B.4       Tafsir

Ayat mengkonotasikan bahwa Allah menjelaskan kepada ummat manusia bahwa Ialah yang menciptakan langit dan bumi. al Kholiq secara lughowi adalah memperkirakan segala aspek ciptaan yang akan dan telah dicptakan-Nya. Pengertian al Kholiq pada ayat ini bersifat umum walaupun menyebutkan  satu asma Allah namun yang dimaksud adalah bahwa Allah adalah al Kholiqu al Bariu al Mushowiru.[45]al Mushowiru sinonim dengan kata al Mukhtari’u bermakana menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan al Mushowiru bermakna menyusun merangkai inovasi yang diciptakan dengan susunan dan rangkaian terbaik dan indah.Bumi dan langit yang dicpitakan oleh Allah dengan perhitungan yang akurat, dengan wujud yang belum pernah ada sebelumya, ditambah lagi membentunya dengan bentuknya yang Indah.[46]
Allah menurunkan air dari langit.Langit yang dimaksud disini adalah awan mendung yang terdapat dilangit.[47]Allah menurunkan air dari langit dengan pelantara awan agar dapat meyebar merata dan dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Melalui ayat ini para ilmuan yang menekuni ilmu alam menegaskan  proses terjadinya hujan terklasifikasi menjadi tiga,Pertama; Proses hujan jangka pendek terjadi melalui tiga tahapan: Penguapan, kondensasi (pengembunan) sebab semakin rendahnya suhu udara pada ketinggian tertentu., dan Hujan. Kedua; proses jangka panjang, proses melalui lima tahapan yaitu: Penguapan, tiupan angin(dorongan angin mempengaruhi kecepatan gerak uap air menuju atas),  kondensasi, hujan, sebagian meresap ketanah sebagian menjadi aliran sungai. Ketiga; Proses jangka panjang sekali yaitu: Penguapan, kondensasi (pengembunan),  tiupan angin, sublimasi (proses perubahan air menjadi beku), hujan salju, geiser, aliran sungai, setelah itu proses ini terjadi berulang tergantung kondisi alam disetiap daerah.[48]
Hujan merupakan salah satu rizqi yang allah berikan kepada manusia, dengan hujan pohon-pohon dapat berbuah sehingga dapat diambil untuk dimakan sebagai rizqi bagi manusia. Kebanyakan orang memberikan pengertian makna rizqi dengan melakukan perkerjaan guna mendapat harta, padahal pengertiannya lebih dari pada itu.apapun yang bermanfaat adalah bentuk rizqi yang Allah berikan kepada manusia. Firman Allah swt ,”kemudian Allah mengeluarkan berbagai buah-buahan dengan air hujan” meng isyaratkan bahwa sumber utama rizki berasal dari hasil bercocok tanam.
BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan:
1.      Semua yang ada dialam semesta diperuntukan manusia untuk dikelola dengan cara yang baik untuk hasil yang baik dan tujuan baik.
2.      Sumber alam yang dapat dikelola oleh manusia terdapat dua sumber yaitu bumi, dan laut..
3.      Cara manusia untuk dapat memiliki apa yang telah Allah berikan kepada Manusia harus ada dua cara, pertama;melakukan transaksi barter atau jual beli. Kedua; dengan mengelola bumi atau lautan yang belum dimiliki atau dapat dibudi dayakan secara umum.

B.     SARAN
1.      Kajian ayat di atas masih banyak kelemahan dan harus dibahas, diteliti, serta dikaji ulang agar menjadi lebih sempurna, dan juga tidak ada celah yang dapat mendapat mengaburkan pemahaman ayat-ayat di atas.
2.      Dapat kami ajukan  dua ayat yang mungkin dapat dijadikan acuan dalam penafsiran ayat-ayat kepemilikan yaitu; ayat ke-177 surat al baqoroh, dan ayat ke-8 surat al Adiyat.





DAFTAR PUSTAKA
al-Ashfihaniey, Abu Qosim Husain bin Muhamad Mu’jam Mufrodaat Alfaadz al-Qur’an. (Beirut: Dar alFikr 2004 M/1425 H).
Asep Hibban,.Kamus digital Bahasa Arab v3.0
alAsykariey, Abu Hilal Hasan bin Abdullah.al-Farqu baina al-Furuq al-Lughowiey. (Beirut: Dar al-Kutub t.t).
alGhozali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad. Al-Makshod al-Asna fii Syarhi Maa’ani Asma al-Husna. (Surabaya :  al-Ma’had al-Fithrah t.t ).
MKPI Pon Pes al Fithrah. Taqrirot Mandumah Qowaid al Shorf al Lughowiey. (Surabaya: Pon Pes al Fithrah 2012).
Munawir.Ahmad Warson.Kamus Arab-Indonesia al Munawir. (Surabaya: Pustaka Proggesif 1997).
Sarjan, Purwo sutanto, Handayani.Sains (untuk kelas lima sekolah dasar dan ibtidaiyah). (Klaten: CV Sahabat 2004) 133.
Sayed Qutub Ibrohim. Tafsir Dzilal al-Alqur’an. vol. v (Kaero: Dar al-Syuruq t.t).al-Qurthubi Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad. Tahqiq Ahmad Athfisy dan Ahmad al-Bardani.al Jami’ li Ahkam al-Qur’an Tafsir al-Qurtubhi. vol.XVI (Kaero: Dar al-Kutub al-Mishriyah Cet II 1964 M/1384 H).
al Shonhajiey, Abu abdillah Muhamad bin muhamad. Sharh al Ajrumiey. (Surabaya: MKPI Pon Pes al Fithrah 2011).
Thohir, Yusuf. Mu’jam al-Mufasshol fii al-I’rob.(Surabaya : Haromain t.t).
al-Thunisy, Thohir Muhammad bin Muhammad (W. 1393 H), Tahrir al-Makna Al-Sadid wa Tanwir al-Aqli al-Jadid min Tafsir al-Kitab al-Mujid. vol.xxv (Thunisia: Dar al-Thunisy li al-Nasyr 1984).
al-ZuhailyWahbah bin Musthofa.Tafsir al-Wasith. vol. III (Damasqus: Dar al-Fikr cet.I 1422).
al-Qur’an Digital (version 2.1 Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M)




















[1] Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad al-Qurthubi. Tahqiq Ahmad Athfisy dan Ahmad al-Bardani.al Jami’ li Ahkam al-Qur’an Tafsir al-Qurtubhi. vol.XVI (Kaero: Dar al-Kutub al-Mishriyah Cet II 1964 M/1384 H)156.
[2] Wahbah bin Musthofa al-Zuhaily.Tafsir al-Wasith. vol. III (Damasqus: Dar al-Fikr cet.I 1422) 2391.
[3]Q.S Muhamad (45: 12-13)
[4] Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey.Mu’jam Mufrodaat Alfaadz al-Qur’an. (Beirut: Dar alFikr 2004 M/1425 H)  28.
[5]Abu abdillah Muhamad bin muhamad al Shonhajiey. Sharh al Ajrumiey. (Surabaya: MKPI Pon Pes al Fithrah 2011) 67.
[6] Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........Op.Cit. 255.
[7] Asep Hibban,.Kamus digital Bahasa Arab v3.0
[8]MKPI Pon Pes al Fithrah. Taqrirot Mandumah Qowaid al Shorf al Lughowiey. (Surabaya: Pon Pes al Fithrah 2012) 28.
[9]Ibid.
[10] Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........ Op.Cit. 46-47
[11] AsepHibban.Kamus ......Op.Cit
[13]Ibid. 104-105
[14] AsepHibban.Kamus ......Op.Cit
[15] Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........Op.Cit. 31
[16]Ibid. 66.
[17] Ahmad Warson Munawir. Kamus Arab-Indonesia al Munawir. (Surabaya: Pustaka Proggesif 1997) 1061
[18] YusufThohir. Mu’jam al-Mufasshol fii al-I’rob.(Surabaya : Haromain t.t) 348.
[19]Ahmad warson Munawir.kamus ...........Op.Cit.730.dan Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........Op.Cit. 505
[20]Ibid. 297
[21] Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........Op.Cit.283.
[22]Ibid.22.
[23]Abu Hilal Hasan bin Abdullah alAsykariey.al-Farqu baina al-Furuq al-Lughowiey. (Beirut: Dar al-Kutub t.t) 56.
[24] Q.S. al-Hujurot (49: 11)
[25] Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........Op.Cit.466.
[26]Q.S. al-Nisa’  (2: 34)
[27] Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........Op.Cit430.
[28]al-Qur’an Digital (version 2.1 Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M)
[29] Wahbah bin Musthofa al-Zuhaily.Tafsir . . . Op. Cit.  2398.
[30]Ibid.
[31]Q.S. Muhamad  (47: 38)
[32] Thohir Muhammad bin Muhammad al-Thunisy (W. 1393 H), Tahrir al-Makna Al-Sadid wa Tanwir al-Aqli al-Jadid min Tafsir al-Kitab al-Mujid. vol.xxv (Thunisia: Dar al-Thunisy li al-Nasyr 1984) 337.
[33] Ibid.
[34]Sayed Qutub Ibrohim.Tafsir Dzilal al-Alqur’an. vol. v (Kaero: Dar al-Syuruq t.t) 3226.
[35]Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad al-Qurthubi. Tahqiq Ahmad Athfisy dan Ahmad al-Bardani.al Jami’.........Op. Cit.156.

[36]Q.S alIbrohim(14: 32-33)
[37]Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........Op.Cit. 177.
[38]Ibid. 453                                                                                                                           
[39]AsepHibban.Kamus ......Op.Cit
[40].Ibid.
[41]Abu Qosim Husain bin Muhamad al-Ashfihaniey. Mu’jam........Op.Cit. 563.
[42]Ibid. 562
[43]Ibid. 218
[44]al-Qur’an Digital (version 2.1 Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M)
[45] Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad al-Qurthubi. Tahqiq Ahmad Athfisy dan Ahmad al-Bardani.al Jami’ li .........Op.Cit. 366.
[46]Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali. Al-Makshod al-Asna fii Syarhi Maa’ani Asma al-Husna. (Surabaya :  al-Ma’had al-Fithrah t.t ) 54.
[47] Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad al-Qurthubi. al Jami’ ......Op.Cit. 366.
[48]Sarjan, Purwo sutanto, Handayani.Sains (untuk kelas lima sekolah dasar dan ibtidaiyah). (Klaten: CV Sahabat 2004) 133.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Total Tayangan Halaman

MERENDAH BUKAN BERARTI HINA. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut